About Me

Sabtu, 02 Maret 2013

▐► Istigotsah bukan Ajaran Islam?



Istighotsah marak diamalkan sekelompok umat Islam di Indoensia, seolah Istighotsah adalah perintah syar’i yang mesti di amalkan oleh setiap muslim. Lalu benarkah Istighotsah itu perintah agama ?..Banyak pak lebai atau kyai kyai menjadi promotor Istighotsah, mengisyaratkan istighosah adalah suatu ajaran yang tidak boleh tidak harus di amalkan oleh umat Islam.
Definisi Istighosah adalah suatu bentuk permohonan khusus kepada Allah, dengan perantara atau wasilah nabi atau orang orang yang dikeramatkan. Tetapi tidaklah demikian dalam sejarah Islam, istighotsah dilakukan para shahabat nabi bersifat spontanitas dengan tujuan menghindar dari musibah yang menimpanya, berdoa dan betawassul selama nabi masih ada, tentunya dengan teks doa tawassul yang diajarkan Rasulullah saw. Bukan buatan sendiri.
Di Indonesia Istighotsah di hubungkan dengan berbagai kepentingan kelompok atau perorangan atau pada acara cara kampanye partai yang dilakukan dengan motivasi jabatan atau tahta, bahkan menjadi alat kekuasaan dalam rangka menangkal lawan politiknya. Pada acara tertentu, istighotsah digunakan untuk menolak musibah atau bencana yang menimpa nasional .
Istighotsah juga sering digunakan para kyai sebagai media kepentingan mereka berdekatan dengan kekuasaan, bukan dengan Allah. Padahal bentuk amalan istighotsah model sekarang bukan makin mendekatkan umat kepada Allah, melainkan akan menjauhkan umat dari jalan-Nya. Sebab banyak masalah dalam Istighotsah, berupa aturan aturan yang dibuat oleh mereka sehingga menyamai Ibadah, sedangkan Ibadah menjadi haram hukumnya, bila tak pernah ada contohnya dari Nabi. Amalan amalan Istighotsah menggambarkan didalamanya banyaknya amalan amalan yang tidak sunah, kaifiyatnya (caranya) menentang menentang cara cara Ibadah Nabi Muhammad.
Apalagi Istighotsah itu mengandung pola ibadah berlebihan dan syirik yang justru menghapus makna Ibadah syar’i yang dikandungnya. Seperti pembacaan alfatihah pada mayat mayat orang shalih dan para wali, mencerminkan istighotsah adalah suatu ibadah yang trans nasional, produk luar Islam yang dikombinasi kedalam Islam, terlebih didalamnya menghubungkan Islam dengan mitologi dan kultus, yang membesar besarkan dan mendewa dewakan ulama dahulu kala sebagai perantara.
Adalah sebuah ajaran Bid’ah (ajaran sesat, karena tidak ada contohnya dari nabi). Dalam masalah ibadah, tidak ada toleransi Islam yang membenarkan umatnya membuat Ibadah sendiri. Segala peraturan Ibadah dalam Islam harus murni dari nabi, bukan apologika para ulama yang disakralkan. Islam memiliki tiang tiang ibadah yang secara khusus bertopang pada keputusan syariat, bukan keputusan ulama. Ulama tidak berhak menciptakan Ibadah, siapapun orangnya. Karena Aturan Ibadah baru bisa dijalankan kalau datagnya dari Nabi sebagai petugas Allah.

وَمَن يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِن بَعْدِ مَاتَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَاتَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَآءَتْ مَصِيرًا

“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu’min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruknya tempat kembali”. [An Nisa':115]

Maka perlunya umat Islam menjauhkan dari macam macam bid’ah, ajaran yang tidak ada contohnya dari nabi dan para shahabtanya.
Telah mengabarkan kepada kami [Abu Al Mughirah] telah menceritakan kepada kami [Al 'Auza'i] dari [Yahya bin Abu Katsir] dari [Abu Qilabah] ia berkata; [Abdullah bin Mas'ud] radliallahu ‘anhu berkata; ” Pelajarilah ilmu sebelum ia dicabut. Dan, dicabutnya ilmu dengan cara ulama diwafatkan. Oleh karena itu, tinggalkanlah bid’ah, bersilat lidah dan sikap sering mengada-ada dan melampui batas hingga persoalan menjadi rumit. Dan, berpegang teguhlah kepada sesuatu yang kuno, yaitu sunnah dan atsar (ucapan sahabat) “.(Sunan Darimi 142)
Telah mengabarkan kepada kami [Abu Al Mughirah] telah menceritakan kepada kami [Al 'Auza'i] dari ['Abdah bin Abu Lubabah] dari [Ibnu Abbas] radliallahu ‘anhu ia berkata: ” Barang siapa yang mengada-adakan pendapat selain dari Kitab Allah dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ia tidak tahu bagaimana kondisinya ketika bertemu Allah kelak”. (Sunan Darimi 153)
dari ['Aisyah] dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa mengada-ngada sesuatu yang baru dalam urusan (agama) kami, padahal kami tidak perintahkan, maka hal itu tertolak.” (Shahi Muslim 3242)
Wal hasil : ISTIGHOTSAH DENGAN EKSISTENSINYA SEKARANG INI, HUKUMNYA BID’AH SESAT, TIDAK PERNAH DIJARKAN NABI MUHAMMAD DAN SHAHABATNYA.

0 komentar:

Pilih Bahasa

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Entri Populer

Visitor

free counters

Pengikut

SMS Gratis

>

Share to Friends

 
Copyright© 2011 Widhi's Blog | Template Blogger Designer by : Utta' |
Template Name | Uniqx Transparent : Version 1.0 | Zero-Nine.Net