Hampir dapat dipastikan bahwa semua orang pernah merasa
putus asa atau putus harapan (istilah kerennya hopeless). Perasaan putus
asa timbul karena tidak tercapainya suatu harapan seakan-akan dunia
adalah tempat yang paling suram dan tidak ada yang dapat dilakukan lagi.
Mungkin seseorang telah berusaha menggapai harapan itu tanpa kenal
lelah siang dan malam, tetapi hasilnya sia-sia sehingga kehilangan
harapan. Pada akhirnya keputusasaan yang berlarut-larut dapat
menimbulkan perasaan sedih dan bahkan menyebabkan seseorang bunuh diri.
Oleh sebab itu, keputusasaan seharusnya dihadapi dengan benar agar tidak
membawa dampak negatif. Di bawah ini terdapat sepuluh hal yang dapat
dilakukan untuk menghadapi keputusasaan:
1. Lepaskanlah harapan
Bebaskanlah diri dari pasang surut harapan dan keputusasaan serta
sadarilah bahwa segalanya sesungguhnya tidak memiliki harapan. Derrick
Jensen dalam Beyond Hope menjelaskan bagaimana dan mengapa kita harus
melepaskan harapan:
“Semakin aku memahami harapan, semakin aku menyadari bahwa semuanya
layak dimasukkan dalam kotak [Pandora] bersama-sama dengan bencana,
kesedihan, dan hal-hal tidak menyenangkan lainnya; bahwa harapan
melayani kebutuhan mereka yang memiliki kekuasaan yang sama pastinya
dengan keyakinan akan surga yang jauh; bahwa harapan sesungguhnya tidak
lebih dari cara duniawi yang menjaga kita tetap dalam jalur….
Orang-orang kadangkala bertanya padaku, ‘Jika hal-hal menjadi buruk,
mengapa kamu tidak melakukan bunuh diri?’ Jawabannya adalah bahwa
kehidupan adalah sangat-sangat indah. Aku sesosok makhluk yang cukup
kompleks sehingga aku dapat menyimpan dalam hatiku pemahaman bahwa kita
sangat-sangat kacau, dan pada saat yang sama bahwa kehidupan adalah
sangat-sangat indah. Aku dipenuhi dengan kemarahan, kesedihan,
kegembiraan, cinta, kebencian, keputusasaan, kebahagiaan, kepuasan,
ketidakpuasan, dan ribuan perasaan lainnya. Kita benar-benar kacau.
[Tetapi] kehidupan tetaplah sangat indah…. Banyak orang takut untuk
merasakan keputusasaan. Mereka takut jika mereka mengizinkan diri mereka
merasakan bagaimana putus asanya keadaan kita, maka mereka pasti
terus-menerus menderita. Mereka lupa bahwa adalah memungkinkan untuk
merasakan banyak hal dalam satu waktu. Mereka juga melupakan bahwa putus
asa merupakan respon yang sepenuhnya sesuai pada situasi yang putus
harapan.”
2. Jelajahi bakat dan kegemaran anda dengan seseorang yang anda cintai
Bersama-samalah dengan seseorang yang anda cintai dan katakan satu sama
lainnya apa yang anda benar-benar peduli, apakah yang anda benar-benar
bersemangat mengerjakannya, dan apa yang anda pikirkan untuk dilakukan
di dunia ini. Lalu katakan satu sama lainnya apa yang anda pikirkan
bakat masing-masing terhadap dunia, hal-hal yang menurut pandangan anda
bahwa hanya orang tersebut dapat melakukannya secara unik dengan baik.
Dengan melakukan demikian, perasaan anda akan berubah, dalam cara yang
praktis, dan yang disengaja, alih-alih hanya menjadi putus asa yang
tidak ada manfaatnya.
3. Berbaik hatilah pada diri sendiri
Jika anda telah membaca poin-poin sebelumnya, anda saat ini seharusnya
menyadari bahwa adalah sangat dapat dimengerti, bahkan masuk akal, untuk
merasa putus harapan. Kita memang kacau, dan anda mengetahuinya, tetapi
anda tetap melakukan bagian anda, mengambil tanggung jawab, melakukan
pekerjaan penting untuk meringankan atau menyesuaikan diri dengan masa
depan yang kita hadapi, benar? Jadi bersantailah. Ini adalah sebuah lari
maraton, bukan lari jarak pendek. Berikan diri anda istirahat. Manjakan
diri anda. Mandilah air hangat dengan cahaya lilin, dengan musik
favorit anda beralun. Pergilah berjalan di bawah cahaya bulan, atau
tidur di bawah bintang-bintang. Bermainlah sesuatu, atau
bermain-mainlah, sendiri atau dengan orang yang anda cintai. Makanlah
coklat di dekat perapian. Rayakan kenyataan bahwa anda cukup pintar,
cukup tahu, cukup kuat, cukup sensitif, untuk merasakan keputusasaan
sepenuhnya. Anda harus mencintai hal itu.
4. Menangislah (seperti seekor gajah)
Penelitian menyatakan bahwa menangis adalah respon alami terhadap
stress dan kesedihan dengan banyak nilai terapi: “Air mata tidak sekedar
air asin; air mata mengandung leucine enkephalin, endorfin yang
mengatur rasa sakit, dan hormon-hormon seperti prolactin dan
adrenocorticotropic, yang dilepaskan pada waktu stress. Tangisan
merupakan cara tubuh mengeluarkan kelebihan hormon-hormon stress….
sebuah katup pengaman.”
Menurut penelitian Jeff Masson, seekor gajah, dengan ingatan dan otak
yang sangat besar, mengunjungi tempat kematian atau penderitaan pasangan
masa lalunya setiap hari selama bertahun-tahun, untuk mengenang dan
menangisinya. Adalah alami, sangat baik rasanya, dan bagus bagi anda
untuk menangis. Jadi mengapa kebudayaan kita tidak memperbolehkan kita
menangis ketika merasa putus asa?
5. Dengarkanlah anak-anak berbicara tentang apa yang mereka pikirkan
Anak-anak adalah makhluk yang tidak punya harapan. Maksudnya, sampai
orang tua mereka, teman-teman dan sistem pendidikan mencuci otak mereka
untuk mulai merencanakan dan berharap akan masa depan, dan dengan hidup
dalam pikiran mereka sendiri, mereka hidup di masa kini, tanpa harapan.
Dengan mendengarkan mereka, kita dapat belajar apa yang dimaksud dengan
hidup tanpa perlu berharap, hanya menerima dan menjadi.
6. Belajar hidup di masa kini bagaikan hewan-hewan liar
Seperti halnya anak-anak kecil, hewan-hewan yang bertahan hidup di alam
liar tidak hidup dalam harapan. Mereka juga hidup di dunia nyata, di
masa kini. Mereka banyak mengajarkan kita tentang prinsip pertama
kehidupan, yaitu jadilah yang terbaik, hargai waktu anda, hidup secara
alami, tanpa berharap. Belajarlah hidup di masa kini dalam cara anda
sendiri, misalnya dengan bermeditasi, berolahraga, berjalan di hutan –
apa pun yang sesuai bagi anda. Harapan dan keputusasaan adalah tentang
masa depan. Ketika anda berada di masa kini, keduanya tidak akan
mengendalikan anda.
7. Bercakap-cakaplah dengan orang-orang yang putus asa lainnya
Kita semua adalah bagian dari makhluk bumi, dan semua orang pernah
merasa putus asa, maka mengakui dan memulai untuk membicarakannya dengan
sadar dan jujur adalah langkah pertama untuk berdamai dengan
keputusasaan kita dan dengan kesedihan kolektif kita. Mungkin inilah
waktunya untuk mendobrak ketabuan dalam budaya kita bahwa kita tidak
boleh mengakui atau membicarakan keputusasaan dalam situasi kita dan
perasaan kita yang putus asa. Anda dapat mulai dari seseorang yang
peduli pada anda, yang sudah lama tidak bercakap-cakap dengan anda.
Mulailah saat ini, tinggalkan pesan jika perlu dan berusahalah
menghubunginya. Ketika anda berbincang dengannya, lupakanlah untuk
membicarakan berita masa lalu ataupun rencana masa depan. Bicarakanlah
tentang apa yang anda lakukan dan rasakan saat ini, termasuk perasaan
putus asa. Bawa mereka ke masa kini dan mereka akan membawa anda ke masa
kini sebagai gantinya, dan keluar dari masa depan yang “tidak ada
harapan”.
8. Hindari berita-berita yang tidak dapat diubah dan buku-buku “self-help”
Media tidak memberikan manfaat dan berita-berita kebanyakan adalah
tentang apa yang telah terjadi, yang membodohi, yang dilebih-lebihkan
dan disederhanakan sampai pada titik yang tidak berarti. Dan abaikan
juga berita baik dan berita teknologi masa depan tentang penemuan baru.
Semuanya dirancang untuk membuat anda penuh harapan, maka anda tidak
akan bangkit dan melakukan sesuatu yang berbahaya atau yang sama dengan
yang terburuk dari para pelakunya yang pada kenyataannya membuat
semuanya tidak ada harapan.
Ketika anda menghabiskan waktu dengan bacaan, singkirkanlah semua yang
disebut buku “self-help” dengan cara yang meyakinkan untuk anda tentang
bagaimana seharusnya anda menjalani kehidupan. Terdapat banyak buku
semacam ini di toko-toko buku. Kebanyakan pembacanya akan mengatakan
pada anda (bahkan ketika mereka membeli lebih banyak dengan bodoh dan
penuh harapan): Buku-buku ini tidak ada gunanya! Hal-hal terjadi dalam
cara mereka sendiri karena suatu alasan. Anda pun ada dalam cara anda
karena suatu alasan. Terimalah apa pun itu. Hargailah. Berdamailah
dengannya. Semuanya adalah baik. Tidak masuk akal berharap bahwa
buku-buku tersebut dapat mengubahnya. Sumbangkanlah uang untuk membeli
buku-buku itu kepada mereka yang benar-benar bergelut dalam
keputusasaan, seperti orang-orang tuna wisma di sekitar anda, pusat
penyelamat hewan, dan kelompok aktivis lingkungan. Dan ketika anda
mengambil apa yang ingin anda baca, pilihlah puisi dan kisah-kisah
tentang masa kini, bukan kisah nostalgia atau traumatik tentang masa
lalu atau kisah tentang masa depan yang memperingatkan kita.
9. Bermimpilah
Mimpi merupakan realitas alternatif dan mereka adalah realitas yang
dapat kita ciptakan dan kendalikan. Ketika anda mencurahkan imajinasi
anda, ia dapat mewujudkan penemuan yang mengagumkan – karya seni, dengan
penyembuhan yang mengagumkan, kekuatan yang mengubah, menginspirasi dan
komunikatif. Mimpi-mimpi anda adalah petunjuk bakat anda terhadap
dunia.
10. Jatuh cinta
Penulis tidak memiliki anjuran bagaimana caranya agar jatuh cinta.
Semua yang dapat diketahui penulis adalah ini akan berhasil. Ini
beresiko dan menyebabkan kecanduan, pastinya dan bagi kebanyakan dari
kita efeknya yang paling menggembirakan cepat sekali luntur. Tetapi alam
telah memberikan kita keadaan yang menakjubkan ini dengan anugerah yang
bersifat gila-gilaan, mengagumkan serta dipicu secara kimiawi dan ia
membuat kita kebal terhadap harapan dan keputusasaan.
Demikianlah sepuluh hal yang dapat dilakukan untuk menghadapi (atau
lebih tepatnya menerima) keputusasaan. Harapan adalah sesuatu yang
membuat kita tetap bersemangat dalam menjalani kehidupan, tetapi mana
kala harapan itu terasa jauh, adalah wajar rasa putus asa datang.
Hadapilah keputusasaan itu dan janganlah berhenti berusaha karena
harapan dan keputusasaan pasti akan silih berganti menghujani kehidupan
kita.